SEJARAH AUSTRALIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Yunani yang banyak menginspirasi peradaban di dunia turut berandi besar dalam penemuan Australia. Cerita kuno di Yunani menyebutkan bahwa terdapat benua besar di selatan khatulistiwa yang berperan sebagai penyeimbang benua disebelah utara khatulistiwa. Benua ini belum dikenal, sehingga dalam cerita tersebut dikenal dengan sebutan Terra Australis, yang kira-kira artinya adalah benua selatan (Terra= benua atau bumi dan Australis=selatan).
Pada abad ke 16, ketika bangsa Eropa mulai mencari daerah koloni, cerita kuno Yunani ini dijadikan sebagai inspirasi mereka untuk dijadikan sebagai daerah kekuasaan. Pelaut yang menemukan Terra Australis ini adalah Pedro Fernandez de Quiros. seorang pelaut Portugis dalam kedinasan Spanyol. Pedro Fernandez de Quiros mengklaim bahwa pulau Hebride Baru yang ditemukannya adalah Terra Australis dan dijadikan sebagai milik raja Philips III (raja Spanyol berdarah Austria) sehingga Terra Australis berganti nama menjadi Austrialia, kemudian lebih dikenal dengan Australia.
Cerita inilah yang menginspirasi bangsa Eropa untuk menemukan benua diselatan bumi sampai akhirnya pada tahun 1770, James Cook berkebangsaan Inggris menemukan Australia dan menamakan New South Wales (Wales baru di selatan). Karena belum ada yang mengklaim Australia sebagai daerah kekuasaan sehingga negara-negara Eropa seperti Spanyol, Belanda, dan Inggris bebas keluar masuk Australia, maka Inggris segera mengklaim bahwa Australia merupakan daerah kekuasaan mereka hingga pada akhirnya Australia menjadi daerah persemakmuran Inggris.
Alasan saya mengapa memilih Australia sebagai tema makalah ini adalah ketertarikan saya pada Australia yang awalnya hanya sebuah daerah yang dihuni oleh narapidana dari Inggris mampu menjadi salah satu negara maju di dunia seperti saat ini. Selain itu, Australia yang pada awalnya sangat bergantung pada Inggris, baik secara ekonomi, politik, maupun militer, berubah mengacu pada Amerika Serikat dan menjadikannya sebagai salah satu negara maju di kawasan Pasifik khususnya.. Dalam hal pencarian sumber acuan, saya tidak menemui kendala yang besar sehingga memudahkan saya dalam penyusunan makalah ini. 
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah Kolonisasi Inggris di Australia dan perkembngannya. Berdasarkan rincian permasalahan tersebut, maka kami mengajukan 3 pertanyaan mendasar, yaitu :
  1. Bagaimana asal-usul Australia hingga kemudian menjadi negara persemakmuran Inggris
  2. Apa latar belakang Inggris menjadikan Australia di jadikan koloninya

1.3    Tujuan
  1. Menjabarkan asal-usul Australia hingga menjadi negara persemakmuran Inggris.
  2. Menjelaskan Faktor yang melatarbelakangi Australia ddijadikan koloni Inggris.






















BAB II
KOLONISASI INGGRIS di AUSTRALIA DAN PERKEMBANGANNYA
1.       Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon berpendapat bahwa kolonialisme merusak politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi.
Penulis dan politikus India Arundhati Roy berkata bahwa perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/ imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra pemerkosaan".
2.      Kolonisasi  Tertua Di Australia
 Tazmania
Tasmania masih disebut Van Diemen’s Land sesuai dengan nama yang diberikan oleh Abel Tasman, orang yang menemukan benua tersebut, sampai tahun 1855. Kemudian berganti nama menjadi Tasmania. Masyarakat dari Tasmania ini merupakan campuran penduduk bebas (free settler) dengan narapidana (convicts), ketika pemukiman di pulau Norfolk di tinggalkan, banyak penduduk bebas di pulau itu pindah ke Tasmania, namun dalam waktu yang bersamaan banyak juga narapidana yang masuk.
Letnan gubernur pertama yang berkuasa atas seluruh Tasmania adalah Kolonel Davey (1813-1817). Pada masanya gubernur davey berhasil menjadikan Tasmania berswasembada, bahkan banyak hasil-hasil pertanian Tasmania di kirim ke Sidney. Tapi dibalik kesuksesan davey ia sering bersifat kasar dan kurang disiplin sehingga pemerintahannya merosot, akibatnya banyak dari narapidana melarikan diri karena lemahnya pengawasan. Marcquarie sebagai Gubernur di seluruh wilayah koloni sangat tidak menyukai sifat Davey seperti itu, sehingga ia meminta supaya Davey diganti.
Davey kemudian digantikan oleh Kolonel William sorell, selama pemerintahannya dari tahun 1817-1824 ia berusaha memajukan Tasmania, dengan membangun jalan yang menghubungkan Hobart dan Launceston. Pada masa Sorell Tasmania sudah berhasil mengekspor gandum. Pada tahun 1824 Sorrel digantikan oleh Kolonel George Arthur. Pada tahun 1825 parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang yang memisahkan Tasmania dari New South Wales.
Tasmania dipandang sebagai tempat penampungan narapidana paling buruk tingkah lakunya, dibukanya penjara Macquarie Harbour kiranya dapat dijadikan bukti. Selain masalah narapidana yang di Tasmania juga sering terjadi konflik antara penduduk asli dan pendatang (orang kulit putih), penduduk asli mencurigai orang kulit putih akan membahayakan hidupnya, di lain pihak orang kulit putih menganggap bahwa penduduk asli akan berusaha mempertahankan hak nya atas tanah Tasmania yang akan mereka olah ndan miliki. Selama 13 tahun masa pemerintahan Arthur, ia berjuang keras meningkatkan kesejahteraan koloni itu, pada akhir masa pemerintahannya (1837) penghasilan Tasmania telah naik menjadi enam kali lipat dari penghasilan awal masa pemerintahannya, kemudian ia digantikan oleh Sir John Franklin. Pada tahun 1855 Tasmania mulai melaksanakan pemerintahannya sendiri dan secara resmi mengubah namanya dari Van diemen’s Land menjadi Tasmania.
PERKEMBANGAN KOLONI TASMANIA
            Sepanjang sejarahnya Tasmania dipandang sebagai tempat penampungan narapidana paling buruk tingkah lakunya. Orang-orang yang dikirim di Tasmania merupakan mereka yang melakukan kejahatan-kejahatan berat, sehingga pada tahun 1822 William Sorell membangun penjara khusus di Maquarie Harbour. Sorell merupakan Letnan Gubernur yang terakhir di Tasmania, karena Tasmania yang semula menjadi satu dengan New South Wales segera melepaskan diri pada 2 Desember 1825. Sejak saat itulah Tasmania menjadi daerah otonomi. Pada tahun 1855 Tasmania mulai melaksanakan pemerintahan sendiri dan secara resmi menubah namanya menjadi Tasmania yang sebelumnya bernama Van Diemen’s Land. Pada tahun 1860 Tasmania sempat mengalami kemunduran ekonomi, tetapi decade berikutnya di Tasmania ditemukan tambang tembaga, perak, dan barang-barang mineral lainnya.    

3.      Koloni yang terselenggara sendiri : Victoria
Pada tahun 1802 kapal Lady Nelson dibawah pimpinan letnan Murray memasuki teluk Port Philip dan sejak kedatangan letnan Murray inilah wilayah ini disebut distrik Port Philip yang sebelumnya wilayah ini termasuk wilayah New South Wales. Pada tahun 1803 letnan colonel Collins ditugaskan untuk membuka daerah pemukiman baru di Sorento di teluk Port Philip. Namun pemukiman ini hanya didiami beberapa bulan oleh colonel Collins karena tidak memenuhi syarat untuk didiami dan mereka pindah ke daerah Tazmania. Dan daerah ini tidak di perhatikan oleh pemerintahan New South Wales selama 30 tahun. Pada tahun 1836 mayor Mitchell dalam eksplorasinya memasuki teluk Portlantd dan ia terkejut karena daerah yang diperkiran belum terjamah ternyata sudah didiami oleh orang kulit putih yang telah mendiami daerah ini sejak tahun 1834.
Sebelum Henty berusaha dan menetap di teluk Portland dua orang yang berasal dari Leunceston, J.T Gellibrand dan John Batman yang telah mendengar cerita tentang Henty bersaudara mengajukan permohonan kepada gubernur Darling untuk memberi Grant sebuah bidang tanah di Westernport. Mereka bertujuan untuk membuka peternakan dan permintaan ini ditolak oleh gubernur Darling dengan alasan tidak akan mengijinkan usaha perorangan untuk membuka pemukiman di tempat usaha resmi pemerintah mengalami kegagalan. Tahun 1834 batman bergabung dengan teman-temannya membentuk sebuah kongsi lalu mengirim sebuah ekspedisi untuk menyelidiki daerah lahan yang dibeli dari kepala-kepala suku penduduk asli.
Selain kelompok Batman masih ada kelompok lain yang berambisi untuk membuka pemukiman baru di Portland, kelompok ini dipimpin oleh John Pascoe Fawnker. Fawnker membeli sebuah kapal yang diberi nama Enterprice kemudian melakukan penyelidikan di Portland. Batman melihat kolompok ini merupakan saingan mereka dan memperingatkan mereka karena telah melanggar atas tanah yang dimiliki oleh Batman namun persaingan ini tidak menjadi hal serius, kelompok Fawnker akhirnya menetap disuatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Melboume. Kelompok Batman dan Fawnker dianggap sebagai “squatters“ atau penghuni liar kerena pendudukan daerah Port Philip atas kemauan kolonis sendiri tanpa persetujuan dari gubernur New South Wales.
Pada tahun 1835 gubernur bersama Legeslatif Council New South Wales mengeluarkan undang-undang yang menyarankan bahwa pendudukan tanah atas tanah pemerintah dengan cara bertempat tinggal dan mendirikan rumah tanpa ijin resmi dianggap melanggar peraturan tetapi peraturan ini tidak berlaku secara efektif karena para penghuni Port Phillip berada jauh dari jangkauan. Dan migrasi ke Port Phillip tidak dapat dibendung. Pemukiman di daerah Port Phillip berkembang dengan pesat, hal ini terlihat dari perkembangan industri peternakan biri-biri, akan tetapi penduduk Port Philip tidak memiliki suara di dalam pemerintahan New South Wales yang berpusat di Sydney. Penduduk Port Phillip menganggap Sydney hanya memberi kewajiban dan aturan-aturan pemilik tanah. Penduduk Port Phillip akhirnya meminta kepada pemerintah Inggris untuk memisahkan diri dari New South Wales dan untuk menjawab tuntutan ini pemerintah inggris akhirnya merubah jumlah Legeslatif Council New South Wales menjadi 36 orang dimana lima orang anggota dipilih oleh penduduk Port Phillip sendiri dan satu orang anggota dipilih oleh rakyat di Melbourne.
Rakyat Port Phillip tetap tidak puas dengan perubahan ini karena jarak Sydney dengan Port Phillip jauh dari tempat tinggal mereka selain itu kendala yang lain adalah tidak tersedianya sarana komunikasi yang dapat menghubungkan Sydney dengan Port Phillip, wakil-wakil mereka yang berada di Sydney tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dan kehendak dari penduduk Port Phillip. Akhirnya berdasarkan Australi Colonies Government Act distrik Port Phillip dipisahakn dari New South Wales dan berganti nama menjadi Victoria yang berdiri sendiri menjadi mandiri pada tanggal 1 Juli 1851. Victoria semakin berkembang setelah ditemukannya emas di Bendigo dan Ballarat dan akhirnya terjalin deman emas atau gold rush yang akhirnya menjadi dasar perkembangan industri di kemudian hari. 
Dampak dari terbentuknya KOLONI VICTORIA
Masalah utama yang dihadapi Victoria pada permulaan koloni adalah penghuni liar atau Squatters, para penghuni liar ini masuk ke teluk Portland dengan cara illegal karena tidak mendapat persetujuan dari Inggris.




4.      Terbentuknya Koloni Australia Barat
Selama abad ke-17 dan ke-18 pantai barat Australia mendapat banyak kunjungan pelaut-pelaut Belanda dalam pelayaran mereka dari dan ke Indonesia, terutama setelah pelayaran Brouwer. Pelaut Inggris yang pertama sekali mengunjungi daerah ini adalah William Dampier. Dua kali Dampier mengunjungi daerah ini, yang pertama dengan kapal Cygnet, ia mengunjungi Buccaneers Archipelago, dan yang kedua dengan kapal Roebuck ia mencapai pantai yang diberi nama Shark Bay. Sampai pada saat itu, baik Belanda maupun Inggris belum berniat menduduki daerah tersebut.
Dalam abad ke -18, ekspedisi penyelidikan ilmiah Perancis di bawah pimpinan Baudin, melakukan penyelidikan dan pemetaan terhadap banyak pantai bagian barat Australia. Kunjungan kapal-kapal Peracis ke Australia ini menimbulkan kecurigaan Inggris, karena selain mengunjungi pantai Australia Barat, pelaut-pelaut Perancis sering juga berlayar di Selat Bass. Setelah menduduki bagian-bagian tertentu dari Australia, tentu Inggris tidak mau ada bangsa lain yang menduduki Australia. Ketakutan didahului oleh Perancis, mendorong gubernur New South Wales, Darling, mengirimkan Mayor Lockyer beserta pasukan pada tahun 1827 untuk mendirikan pos di Albany atau King George Sound.
Pada tahun 1827 itu juga, Kapten James Stirling, dengan menggunakan kapal H.M.S.
Success menyelidiki daerah Swan River. Nama Swan River ini sebenarnya diberikan oleh seorang orang Belanda bernama Vlaming. Ketika Vlaming mengunjungi daerah itu ia melihat di sana sejenis angsa berwarna hitam yang dalam bahasa Belanda diungkapkan dengan “een soorte van swarte swanen”, sehingga ia menyebut daerah itu dengan Swanerevier. Rupanya Stirling sangat tertarik pada apa yang dilihatnya, lebih-lebih karena ahli botani yang menyertainya, Fraser, memberikan gambaran yang bersemangat tentang keindahan sungai dan kebaikan tanahnya. Dalam laporan resmi maupun dalam surat-surat pribadi untuk mempengaruhi orang-orang, James Stirling mengatakan betapa tingginya nilai daerah yang ditemukannya itu. Ia mengatakan daerah itulah yang paling menarik dari seluruh daerah yang pernah dilihatnya. Menurut dia, daerah Swan River memenuhi segala persyaratan sebagai tempat pemukiman, karena itu jangan sampai dibiarkan terlalu lama tidak diduduki.
Setelah menerima laporan dari Stirling, gubernur Darling sangat menginginkan agar di daerah Swan River segera dibuka koloni. Berdasarkan laporan Stirling, Darling berpendapat bahwa kemungkinan pengembangan pemukiman di Swan River jauh lebih baik dari pada pemukiman yang telah dimulai oleh Lockyer di Albany. Untuk mewujudkan keinginannya itu Darling menyuruh James Stirling ke Inggris, agar dapat menyampaikan secara langsung kepada pemerintah Inggris tentang kebaikan dan kemungkinan pengembangan daerah Swan River. Namun sekalipun dilengkapi dengan rekomendasi kuat dari gubernur Darling, usahaa Stirling membujuk pemerintah Inggris agar membuka koloni di Swan River, tidak berhasil, terutama karena faktor biaya.
Gagal membujuk pemerintah, Stirling lalu mendekati orang-orang pemilik modal. Dengan penuh semangat ia menceritakan keindahan sungai yang ditemukannya serta kekayaan dan kesuburan tananhnya. Kali ini ia berhasil, dan beberapa orang kaya memutuskan untuk membuka koloni baru, koloni yang berbeda dengan yang sebelumnya. Diputuskan untuk tidak membawa narapidana, akan tetapi akan membawa pekerja keras. Koloni yang akan dibuka itu bukan “convicts settlement” tetapi koloni tempat menginvestasikan modal.
Tokoh terkenal dari rencana baru ini adalah Thomas Peel. Ia membentuk satu sindikat atau kongsi yang akan mempersiapkan 10.000 emigran ke Swan River. Ia merencanakan akan menginvestasikan £ 300.000, dan meminta agar pemerintah memberikan tanah dengan perhitungan 1 arce untuk setiap 1 s.6 d.uang yang digunakan untuk membuka koloni itu. Kalau permintaan ini terpenuhi, berarti pemerintah harus memberi grant tanah seluas 4.000.000.arce. Akan tetapi pemerintah hanya bersedia memberikan grant tanah seluas 1.000.000.arce. Setiap penghuni atau imigran akan memperoleh satu blok tanah seluas 40 arce untuk setiap £ 3 yang digunakan untuk membuka koloni itu. Jika ia mengolah tanah itu, dan menginvestasikan uang atasnya, maka tanah itu menjadi hak miliknya. Sindikat Peel tidak menerima penawaran pemerintah tetapi Peel secara pribadi menerimanya. Lalu ia menginvestasikan uang sebesar £ 50.000.dalam rencana itu, dan membujuk yang lain juga agar mau melakukan hal yang sama. Ia menyewa kapal dan membawa 300 pekerja (Scott,1943;Portus,1957).
Bersama rombongan pertama, berangkat juga Kapten stirling yang di angkat menjadi letnan gubernur koloni baru itu. Rombongan pertama ini tiba pada tahun1829 dan mandarat di dekat kota yang sekarang bernama Fremantle. Setelah menyelidiki tempat yang baik bagi kedudukan ibu kota, Stirling memutuskan menetap di suatu tempat yang sekarang bernama perth, sedikit di sebelah utara Fremantle. Dari sinilah berkembang daerah yang sekarang dikenal sebagai negara bagian (state) Australia Barat (Westem Australia).
 Perkembangan Koloni Australia Barat
Setelah rombongan pertama ini, menyusul rombongan-rombongan berikutnya. Dalam enam bulan pertama saja sudah ada 1.300 penduduk di pemukiman baru itu bersama-sam dengan ternak(sapi), biri-biri, alat-alat serta benih-benih tanaman. Lebih dari setengah juta arce tanah telah dibagi-bagikan, akan tetapi hanya sedkit dari tanah itu yang di jadikan tanah pertanian. Tidak seluruh tanah yang sudah di bagikan itu di tempati. Di sini mereka menghadapi masalah. Sumber pertama masalah adalah keterbatasan tanah yang baik. Ternyata tidak tersedia cukup banyak tanah yang baik sesuai dengan yang di harapkan. Sumber kedua adalah kebijaksanaan yang keliru dalam hal pembagian tanah. Orang yang membagikan uang paling banyakdiberi kesempatan pertama untuk memilih lokasi tanah yang menjadi miliknya. Tentu saja mereka ini memilih lokasi yang paling dekat ke Perth, dan pilihan mereka jatuh pada tanah-tanah yang terbaik. Dengan demikian, mereka yang hanya memiliki modal kecil akan mendapat tanah yang jauh dari Perth, jauh dari pusat, dengan kondisi alat-alat komunikasi yang sangat miskin. Mereka hidup terpencar-pencar dengan jarak yang cukup berbahaya jika mendapat serangan dari pihak lain, misalnya penduduk asli. Sementara itu para imigran itu juga keliru menafsirkan pengertian dana atau uang yang diinvestasikan untuk membuka koloni itu. Beberapa di antara mereka mengira bahwa semua harga yang di bawa ke koloni itu akan dihitung sebagai dana yang diinvestasikan membuka koloni itu, sehingga mereka membawa kursi-kursi, piano, dan alat-alat rumah tangga lainnya, sedangkan di sana mereka belum mempunyai rumah, dan juga tidak memiliki alat untuk mengangkut barang-barang itu dari pantai. Akhirnya banyak barang-barang itu yang di tinggalkan saja di pantai sampai rusak. Dapat di bayangkan bahwa pada permulaan berdirinya koloni Australia Barat ini, banyak imigran yang kecewa.
Masalah lain yang tidak kurang parahnya, adalah masalah akibat kekurangan tenaga pekerja. Bersama dia, Peel membawa 300 orang pekerja. Namun harus diingat bahwa mereka ini adalah pekerja bebas. Mereka menuntu upah yang tinggi. Dan apabila mereka sudah cukup lama bekerja serta rajin menabung, dan hasil tabungannya itu mereka sudah mampu membeli tanah sendiri, lalu meninggalkan majikannya. Peel mendapat 250.000 arce tanah sesuai dengan jumlah uang yang diinvestasikannya, namun ia tidak mampu mengolah semuannya itu kerena tidak mempunyai tenaga kerja yang cukup. Kurang pengalaman sebagai pionir, menyebabkan Peel menjadi majikan tanpa pembantu. Ternak-ternaknny pun menghilang tanpa bisa dijaga.
Faktor lain yang menghambat kemajuan koloni baru itu adalah sikap para imigran yang datang bukan untuk menjadi petani atau peternak, tetapi lebih suka menjadi spekulan. Mereka datang menuntut tanahnya, lalu menjualnya lagi untuk memperoleh keuntungan, para pegawai pun dibayar dengan tanah, namun tidak mengusahakannya. Petani yang sungguh-sungguh mau berusaha tidak mendapatkan tanah yang baik, dan kalau mereka mendapatkanya, mereka tidak memiliki pekerja. Secara teoritis, seorang petani paling sedikit memiliki dua hal, yaitu tanah yang baik dan pekerja yang cukup.
Kondisi seperti diuraikan di atas itu, menyebabkan banyak pihak yang mengatakan bahwa missi Peel lebih dekat untuk dikatakan gagal daripada berhasil. Gambaran awal koloni itu kiranya dekat direfleksikan oleh perkembangan penduduk sampai tahun 1832. Penduduk yang berjumlah 1.300 dalam tahun 1829 berkembang menjadi 4.000 dalam tahun 1830, akan tetapi menurun lagi menjadi 1.500 pada tahun 1832 (Scott, 1943).
Gambaran di atas juga juga sekaligus menujukkan bahwa koloni itu tidak mati. Stirling yang memerintah sampai tahun 1838 berusaha mengiatkan eksplorasi untuk mendapatkan lagi tanah-tanah yang lebih cocok, baik untuk pertanian maupun untuk peternakan. Secara lambat koloni itu berkembang. Di sekitar tahun 1840 ternak sudah mencapai jumlah lebih besar 30.000 ekor, terutama biri-biri yang pada saat itu itu sangat menguntungkan. Jumlah penduduk sudah naik lagi menjadi 2.350 orang. Namun dalam tahun 1842 terjadi lagi kejutan dalam perkembangan koloni itu. Pada tahun itu pemerintahan Inggris mengeluarkan satu aturan (undang-undang) yang berisi bahwa tanah-tanah di seluruh koloni Australia tidak akan di jual di bawah haraga £ 1per arce, termasuk di Australia Barat. Peraturan ini menyebabkan para imigran enggan memasuki Australia Barat, sebab orang akan lebih tertarik membeli tanah di daerah pantai timur atau tenggara Australia dari pada di bagian barat, sebab tanah-tanah di sana relatif lebih baik. Dengan demikain dana untuk mengangkut tenaga kerja ke Australia Barat menjadi seret karena dana untuk itu bersumber dari hasil penjualan tanah.
Pada akhirnya Australia Barat mengambil langkah ” berani”. Pada tahun 1848 gubernur yang baru saja diangakt, Sir Charles Fitzgerald, membuat rencana baru untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja dengan kemungkinan menerima narapidana. Fitzgerald menyadari bahwa dari semula Australia Barat tidak menerima narapidana, dan pada saat itu (tahun 1840-an) koloni-koloni lain sudah muali menolak transportasi narapidana. Untuk itu ia menayakan kepada para tokoh utama penduduk bebas, apakah bersedia menerima narapidana.
Untuk beberapa bulan lamanya Fitzgerald berusaha meneliti kemungkinan pelaksaan rencananya itu. Pada awal tahun 1849 diadakan rapat umum di Perth dalam mana disetujui satu revolusi kepada pemerintah Inggris untuk menjadikan Australia Barat sebagai tempat mentransportasikan narapidan. Pemerintah Inggris menrima revolisi tersebut, lalu mengirimkan narapidana kesana. Rombongan pertama tiba dalam bulan juni 1850. Pda saat itu, koloni-koloni lain, kecuali Tasmania, sudah menolak sistem narapidana tersebut.
Memang pengalaman di koloni lain memperlihatkan bahwa sistem narapidana itu menimbulkan berbagai komplikasi. Namun khusus buat Australia Barat, apakah mungkiun koloni ini bisa berkembang tanpa tenaga kerja? Bahkan ketika Tasmania pun pada tahun1852 menghapuskan sistem narapidan itu, Australia Barat masuh meneruskannya. Satu hal perlu diingat, bahwa dalam rencana yang baru transportasi narapidan itu di usahakan agar setiap pengiriman narapidana harus di imbangi dengan pengiriman penduduk bebas, dan tidak boleh mengirimkan narapidana wanita. Kedatangan rombongan narapidana itu tepat sekali waktunya karena banyak penduduk meninggalkan koloni itu terbawa arus”gold rush” ke New South Wales dan Victoria.
Australia Barat menerima transportasi narapidana sampai tahun 1868. Selam 18 tahun itu tercatat kemajuan yang menggembirakan. Jumlah penduduk dan biri-biri di koloni itu naik sampai lima kali, luas tanah pertanian bertambah sampai sepuluh kali dan nilai ekspor meningkat teus. Bangunan-banguan untuk kepentingan umum, jalan-jalan serta jembatan-jembatan, semuanya di bangun dengan menggunakan tenaga kerja narapidan tersebut. Di pihak lain pemerintah Inggris mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk mentransportasikan sekitar 600 orang narapidana dan 300 orang penduduk bebas tiap tahun ke koloni itu.
Dalam menelaah perkembangan Australia Barat, perlu juga di sadari betapa besarnya jasa para penjelajah yang membukakan tabir rahasia koloni yang luas itu kepada penduduknya. Dalam kaitan ini sangat terkenal para penjelajah Gregory bersaudara, A.C. Gregory, H.C. Gregory, dan F.T Gregory, juga bersaudara Forrest, John Forrest dan Alexander Forrest. Di tambah dengan Ernest Giles, para penjelajah inilah yang membukakan tabir rahasia sebagian besar daerah Australia Barat kepada penduduknya. Tanpa ke enam orang tersebut, penduduk Australia Barat hanya mengetahui daerah pantai, dari Shark Bay sampai ke Albany.
Kondisi daerah pedalaman Australia Barat yang sebagaian besar terdiri dari gurun pasir, menyebabkan koloni ini pada mulanya terasing dari koloni-koloni yang lain di bagian timur benua Australia. Namun keterasingannya itu secara berangsur-angsur dikurangi dengan pembangunan secara komunikasi. Pada tahun 1877 telegraf yang menghubungkan Perth dengan Adelaide selesai dibangun dan dengan sendirinya juga menghubungkan Australia Barat dengan tempat-tempat lain, dengan mana Adelaide berhubungan. Dalam wilayah Australia Barat sendiri sejak tahun 1871 mulai dibangun jaringan jalan kereta api. Sampai tahun 1893 sepanjang 203 mil jalan kereta api sudah selesai dibangun. Dengan demikian penetrasi pemukiman ke arah pedalaman lebih mungkin dilakukan karena sarana perhubungan ke daerah pedalaman dari daerah pantai, sudah tersedia.
Demikianlah Australia Barat berkembang sangat lambat. Koloni yang tadinya tidak menghendaki “convict system” akhirnya menjadi koloni yang paling akhir meninggalkan sistem itu. Australia Barat jugalah koloni yang paling belakangan melaksanakan pemerintahan sendiri yang ditawarkan oleh pemerintahan Inggris berdasarkan Colonies Government Act tahun 1850. Australia Barat baru melaksanakannya pada tahun 1890 sementara koloni-koloni lainnya sudah melaksanakannya sejak tahun 1850-an.
Kemajuan Australia Barat kemudian ditentukan juga oleh ditemukannya kandungan emas yang kaya di Coolgardie (1892) dan di Kalgoorlie (1893). Puluhan ribu orang berbondong-bondong pindah ke Australia Barat, dan semuanya ini turut mewarnai perjalanan sejarah daerah ini.
5.      Pembentukan Koloni Australia Selatan
Diawali oleh buah pemikiran Edward Gibbon Wakefikeld dalam bukunya yang berjudul a letter from sydney yang diterbitkan pada tahun 1829. Dalam bukunya terdapat pokok pikiran yang akhirnya mempengaruhi koloni-koloni di Australia. Di dalam tulisannya dikeluhkan bahwa di New SouthWales seorang majikan tidak dapat hidup layaknya seorang majikan di Inggris, hal ini dikarenakan narapidana saja yang diperkajan sebagai seorang pembantu dan Wakefield menawarkan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Secara garis besar teori Wakefield dapat dikemukaan menjadi dua butir yakni :
a.       Tanah di koloni baru hendaknya dijual dengan harga yang cukup mahal sehingga seorang imigran pekerja tidak mudah mudah membeli sebuah bidang tanah. Uang hasil pembelian tanah tersebut digunakan untuk biaya migrasi penduduk ke koloni tersebut dalam rangka untuk menjaga ketersedian tenaga kerja di koloni tersebut.
b.      Tanah hendaknya di jual dalam partai besar dan pemabyarannya tunai lewat suatu lelang. Selain itu satu ide Wakefield yang paut dicatat adalah bahwa semua koloni harus sesegera mungkin diberikan status pemerintahan sendiri. Karena keadaan Inggris yang pada saat itu serba sulit orang-orang berpikir alangkah baiknya kalau ada kesempatan keluar dari Inggris untuk kehidupan yang lebih baik, dan pada saat yang bersamaan datanglah kabar tentang perjalanan Sturt ke daerah sungai Murray dan mengungkapakan adanya tanah yang baik di sekitar sunga Murray. Para pengikut Wakefield yang tertarik dengan berita ini menghadap pemerintah agar diperkenankan berangkat dan membuka pemukiman di daerah tersebut tetapi permintaan ini ditolak oleh pemerintah dengan alasan biaya yang dibutuhan tidak sedikit dan trauma dengan pengalaman di australia barat. 
Oleh karena harga tanah yang tinggi akhirnya terjadi penyimpang-penyimpangan sebab tanah-tanah yang merka beli dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dalam keadaan yang kurang menguntungkan Gawler tetap berusaha, ia mengatur para pekerja untuk melakukan pekerjaan umum, membangun jalan, jembatan, dan dermaga dan arena Gawler tidak memiliki cukup uang untuk membayar para pekerja ia mengeluarkan janji tertulis yang berfungsi untuk menggantikan uang kertas (sering disebut IOU atau bill) akan tetapi ketika bill tersebut disampaikan kepada dewan, dewan menolak membayar dan pemerintah Inggris pun mengambil langkah yang sama. Komisi majelis rendah melakukan penelitian terhadap pemerintahan semasa Gawler, komisi ini mengakui bahwa kondisi koloni pada saat Gawler tiba yang memaksa Gawler mengambil tindakan tersebut. Komisi ini mempersalahkan undang-undang yang mengatur pembentukan koloni tersebut dan juga memandang bahwa dewan komisaris tidak memiliki pandangan ke depan yang jelas tentang perlunya dualisme pengelolaan Asutralia Selatan.
Kegagalan Gawner ini mengakhiri pengawasan dewan komisaris dan suatu undang-undang yang baru yang nerisi pembentukan suatu pemerintahan yang lebih baik undang-undang ini dikeluarkan pada tahun 1842 yang menempatkan Australia Selatan sama dengan koloni yang lain, suatu koloni yang dalam ketatanegaraan inggris biasa disebut Crorn Colony. Ketika George Grey tiba ia menerima koloni ini sudah dalam keadaan bangkrut, Grey berusaha memperbaiki keadaan koloni itu dengan tindakan yang tergolong berani misalnya mengurangi gaji pegawai dalam rangka penghematan, akan tetapi usaha yang dilakuan Grey sia-sia apabila pemerintah Inggris tidak bersedia untuk membayar semua bill pada masa pemerintahan Gawler. Atas bujukan dan janji Grey akhirnya pemerintah Inggris bersedia untuk membayar semua bill senilai 200.000 poundsterling.
Setelah masalah bill terselesaikan timbulah kepercayaan dan melaksanakan anjuran-anjuran gubernur sehingga pertania mulai berkembang demikian pula dengan peternakan yang berada di sepanjang sungai Murray. Dalam usaha untuk memajukan daerah koloninya Grey tertolong karena penemuan tambang- tembaga di Kapunda pada tahun 1842, kemudian ditemukan lagi tambang- tembaga di Burra-Burra. Ketika pemerintah Inggris mengeluarkan Australian Colonies Geverment Act Australi Selatan juga turut mempersiapkan diri untuk menyusun pemerintahan sendiri. Usaha ini dimulai sejak tahun 1853, namun baru dapat berlaku secara efektif sejak tahun 1856.
Dampak pembentukan Koloni Australia Selatan
Terjadinya penyimpanngan antara teori Wakefield dengan keadaan koloni yang sebenarnya. Pada masa gubernur yang pertama yaitu kapten Hindmarsh terjadi dualisme kepemimpinan yang menimbulkan banyak persoalan. Adapun penyimpangan yang lain adalah praktek makelar tanah dimana tanah yang mereka beli tidak diolah menjadi lahan perkebunan tetapi mereka jual kembali untuk memperoleh keuntungan.




6.      Pembentukan Koloni Queensland
Pada tahun 1823 John Oxley di tugaskan oleh gubernur New South Wales untuk melakukan penyelidikan kearah utara. Ketika melakukan penyelidikan Oxley berhasil menemukan daerah di Moreton Bay, di mulut sungai Brisbane. Selanjutnya pada tahun 1824 di daerah ini di buka pemukiman, lalu di sebut distrik Moreton Bay. Koloni dibuat dengan maksud untuk menempatkan narapidana terpisah dari penduduk bebas (free settlers) dan free settlers tidak diperkenankan memasuki daerah itu. Narapidana memang cocok di tempatkan di daerah tersebut sebab di sana narapidana sulit melarikan diri. Hal ini disebabkan karena sekitar daerah ini hanya terdapat hutan dan semak belukar yang tebal sehingga apabila melarikan diri maka mereka harus memilih hidup kelaparan dihutan.
Narapidana-narapidana tersebut dipekerjakan untuk mempersiapkan tanah yang nantinya akan diolah oleh free settlers. Pada tahun 1827 seorang ahli botani dan penjelajah yang bernama Allan Cunningham membuka distrik di Daring Downs sebelah barat Brisbane di seberang Great Deviding Range. Daerah ini sangat cocok sekali untuk pengembangan perternakan biri-biri, sehingga peternak biri-biri berusaha mendapatkan ijin dan pinjaman tanah dari pemerintah New South Wales. Kemudian daerah ini semakain meluas ke utara dan ke barat.
Sedangkan distrik Moreton Bay berkembang sangat lambat. Sampai tahun 1846 dalam wilayah sejauh 60 mill dari Brisbane penduduknya hanya terdapat http://historyvitae.files.wordpress.com/2013/01/012913_0217_koloniinggr1.png?w=7501.600 orang. Sehingga untuk mempercepat perkembangan daerah ini Dr. Lang seorang pendeta dari Sydney berusaha membawa 600 orang imigran dari Scotlandia ke daerah itu. Pada tahun 1851 jumlah penduduk di sana mencapai 9.000 orang. Dalam perkembangannya para peternak, petani dan penduduk kota di distrik utara mulai memikirkan pemerintahan sendiri lepas dari New South Wales. Mereka ingin membentuk daerah yang ditata sendiri sesuai dengan aspirasi dan kepentingan mereka sendiri.
Pemisahan distrik ini juga menyangkut garis batas. Karena semua pemerintah di Sydney menghendaki agar garis pemisah mengikuti garis lintang selatan 26º, kota-kotanya sekarang bernama Brisbane, Gympie, Roma, dan Charleville, termasuk New South Wales. Sedangkan penduduk di distrik utara tidak menyetujui batas ini. Mereka menghendaki agar garis batas sejauh 30º LS. Pada akhirnya pemerintah Inggris menetapkan garis batas mengikuti garis lintang selatan 29º dan bagian timur garis batas tersebut mengikuti aliran sungai dan lekukan pegunungan hingga ke pantai.
Berdasarkan Australian Colonies Government Act (1850) distrik Moreton Bay menyebut dirinya Queensland dan sejak tahun 1859 berhak mengatur pemerintahannya sendiri yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingannya.




2.4 Perkembangan koloni Queensland
Gubernur pertama Queensland adalah Sir George Bowen yang tiba di Barisbane pada tahun 1859. Ketika ia datang, ia hanya menemukan 7,5 d (tujuh setengah pence) dalam kas, kemudian ia berusaha meminjam uang dari bank sampai pajak dan uang hasil penjualan dan penyewaan tanah masuk ke kas pemerintah.
Di Queensland hubungan dengan penduduk asli dengan masyarakat kulit putih dibumbuhi kepahitan dan keganasan. Permusuhan ini di mulai oleh rasa curiga dan kekhawatiran dari kedua belah pihak. Para pendatang yang tinggalnya terpencar takut kalau di serang penduduk asli sehingga mereka mendahului membunuhnya. Sedangkan penduduk asli yang merasa terdesak dari daerah perburuannya melakukan tindakan pembalasan.
Setelah menjadi koloni sendiri Queensland mengalami banyak kemajuan hal ini didukung oleh kondisi dan kekayaan alamnya, misalnya emas, timah, tembaga dan batu-batu mulia. Sedangkan keadaan alamnya baik untuk industri peternakan dan ini menjadikan jumlah sapi, kuda dan biri-biri semakin meningkat. Iklim yang tropis menyebabkan Queensland menghasilkan tanaman seperti kapas, gula dan padi-padian dan lain-lain. Pada awalnya kapas dari Queensland sangat dibutuhkan oleh negara-negara industri seperti Inggris Tetapi hal ini tidak bertahan lama karena biaya produksi kapas cukup tinggi yang disebabkan oleh penggunaan tenaga buruh yang relatif mahal, jika dibandingkan dengan tenaga kerja perkebunan kapas di Mesir, India dan Amerika Serikat sehingga mengakibatkan produksi kapas kalah bersaing.
Selain biaya produksi yang cukup tinggi, juga karena menyangkut masalah gula, karena pengusaha perkebunan tebu sukar mendapatkan tenaga kerja murah, sehingga mereka menggunakan tenaga kerja Kanakas. Pengambilan tenaga kerja dari Kanakas mengakibatkan permasalahan di dalam pemerintahan Queensland, karena secara tidak langsung terjadi perbudakan terselubung. Hal ini dapat dilihat dari penculikan-penculikan terhadap tenaga kerja dari Kanakas, yang kemudian dijual kepada pemilik-pemilik perkebunan tebu. Secara teori mereka di pekerjakan untuk waktu tertentu dengan di beri gaji. Tetapi dalam kenyataannya mereka dipekerjakan selama masih mampu dan gajinya hanya barang-barang kecil seperti tembakau, manik-manik, pakaian kerja, dan pipa.
Pemerintah kemudian berusaha mengatasi bahkan menghentikan pengangkutan Kanakas kenegaranya. Hal ini ditentang oleh pemilik perkebunan dan mereka mengancam akan menghentikan penanaman tebu. Apabila ini terjadi maka pemerintah akan kehilangan sumber dananya. Menurut pemerintah menghentikan sumber traffic berarti kerugian materiil, tetapi kalau mengijinkan maka akan melanggar etika moral. Kemudian pemerintah mendesak agar orang yang dibekerjakan minimal < 6 pertahun, disediakan perumahan, dan diperlakukan secara layak.
Hal lain yang berkaitan dengan perkembangan Queensland adalah masalah Irian. Pada tahun 1883 kepala pemerintahan Queensland Sir Thomas Macllwraith mulai angkat bicara mengenai masalah Irian. Ia memutuskan untuk bertindak apabila Inggris tetap tidak bersedia untuk mendudukinya. Ia menyatakan bahwa Jerman sudah merencanakan menduduki Irian Timur. Walaupun Inggris tidak bertindak, Sir Thomas Macllwraith mengutus seorang hakim dan menancapkan bendera Inggris dan menyatakan Irian Timur sebagai milik Inggris (April 1883). Hal ini didukung oleh seluruh koloni di Australia. Maka sejak itu sampai tahun 1901 Irian Timur yang menjadi milik Inggris dipegang oleh Queensland dan anggaran belanjanya ditangung oleh seluruh koloni di Australia.

  1. Dampak Pembentukan Koloni Queensland
    1. Dampak positif :
  • Perkembangan Queensland semakin meningkat setelah dibukanya pemukiman baru oleh para peternak biri-biri di Darling Downs di sebelah Barat Brisbane. Distrik ini di buka oleh Alan Cunningham tahun 1827. Dengan dibukanya daerah ini maka peternakan biri-biri semakin besar.
  • Sejak pemisahan Queensland dengan New South Wales, koloni semakin mengalami kemajuan. Hal ini dikarenakan faktor kekayaan alam sangat mendukung yaitu emas, timah, tembaga, dan batu-batu mulia.
  • Inggris akhirnya mengklaim daerah Irian Timur bagian Tenggara sebagai pemilik Inggris, sehingga Irian dapat digunakan sebagai tameng serangan inflasi Jepang pada Perang Dunia II, hal ini terjadi karena desakan Queensland terhadap Inggris.
  1. Dampak Negatif :
  • Masalah Kanakas Traffic yaitu pengangkutan tenaga kerja murah dari penduduk asli kepulauan pasifik, yang berakibat terjadinya perbudakan terselubung.
  • Hubungan antara penduduk asli dengan masyarakat kulit putih dibumbuhi oleh kepahitan dan keganasan karena penduduk asli memiliki sifat agresif sehingga sering terjadi pembunuhan terhadap tentara, penjelajah dan juga penduduk biasa.









BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya yang melatar belakangi terbentuknya koloni Australia Selatan, Queensland dan Victoria adalah untuk membentuk sebuah koloni baru yang dijadikan sebagai tempat “pembuangan” narapidana. Selain itu karena tanah di ketiga koloni itu dianggap cocok untuk pemukiman, maka banyak dari orang yang juga pindah dan menetap di koloni-koloni tersebut.
Seiring dengan perkembangan, ketiga koloni itu dapat dikatan berjalan mulus, banyak kendala yang terjadi pada awal terbentuknya menjadi sebuah koloni. Misalnya di koloni Queensland, menghadapi permasalahan yang timbul karena penduduk bebas yang tidak diijinkan memasuki wilayah tersebut. Koloni-koloni yang baru terbentuk itu tentu saja menimbulkan dampak, karena memang koloni ini banyak menghadapi masalah. Dampak yang ditimbulkan dengan terbentuknya koloni Australia selatan, Queensland maupun Victoria, seperti yang terjadi di Australia Selatan adalah terjadinya dualisme kepemimpinan. Sedangkan di Queensland dampaknya adalah penculikan terhadap oaring Kanakas yang dijadikan pekerjaan pada perkebunan tebu.






1 komentar: